Rabu, 26 Januari 2011

Sebagian Penduduk Desa Sidetapa merupakan para prajurit kerajaan panji sakti yang ditinggalkan, Benarkah Begitu???

Konon sebagian dari nenek moyang penduduk desa Sidetapa dulunya adalah tentara yang paling kuat dan berani Panji Sakti, yang terkenal kingof Kerajaan Buleleng di bagian utara Bali. Selama ratusan tahun, mereka mendedikasikan hidup mereka untuk melindungi kerajaan Buleleng dari setiap ancaman yang mungkin.
Kebanyakan orang di desa tersebut bangga dengan darah Ksatria (prajurit) yang mereka miliki. Mereka ingat keberanian nenek moyang mereka menunjukkan selama pertempuran masing-masing. Salah satu pertempuran paling mematikan terjadi selama perang Banjar dua tahun, di mana Kerajaan Buleleng bertahan serangan dari pasukan kolonial Belanda pada abad 19lh.
Gusti Putu Teken, seorang sejarawan dan sekretaris Utara Yayasan Pelestarian Budaya Bali, mengingat pertempuran sengit ini sebagai bukti semangat para pejuang desa berani. "Selama pertempuran pertama, Sidetepa tentara berhasil mengalahkan pasukan Belanda lebih kuat," jelas Teken. Selama pertempuran kedua, pasukan Belanda menerapkan strategi lebih licik sementara memobilisasi sejumlah besar tentara.
"Dilengkapi dengan senjata yang lebih modern dan artileri, pasukan Belanda dengan mudah terpojok lawan mereka," kata Teken. Namun, persenjataan berat dan modern bukan satu-satunya alasan para prajurit lokal dikalahkan. "Belanda ditipu para prajurit dengan melemparkan koin perak di tanah pertempuran untuk menarik tentara miskin ke dalam berburu koin perak berharga bukan Mereka tahu. Kebutuhan riil dari mereka uang prajurit gagah berani." Sekarang, kisah-kisah heroik lama prajurit desa telah memudar dengan perubahan sosial yang cepat, "kata Teken. JP / Alit Kartaramardja
Di ambil dari (http://bataviase.co.id/node/161200)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar